Visa Student Eropa: Panduan Lengkap untuk Kuliah & Studi di Luar Negeri
Punya mimpi kuliah di Eropa? Entah itu di Jerman, Inggris, Prancis, Belgia, Finlandia, atau negara lainnya, kamu pasti butuh informasi jelas soal visa student Eropa. Kalau datang sebagai turis, umumnya memang cukup dengan Visa Schengen. Tapi untuk pelajar, proses dan jenis visanya belum tentu sama. Banyak mahasiswa Indonesia sering bingung: kapan cukup pakai visa Schengen C, kapan harus mengajukan visa National D, hingga bagaimana proses mendapatkan residence permit setelah tiba.
Di sini kamu akan menemukan penjelasan lengkap tentang perbedaan jenis visa, langkah pengajuan, serta tips praktis agar perjalanan studi ke luar negeri berjalan lancar.
Baca juga: 10 Kota Pelajar Terbaik di Dunia untuk Studi ke Luar Negeri
Visa Student Eropa: Jenis Visa apa yang Sesuai Kebutuhanmu?
Visa Student Eropa adalah dokumen izin tinggal yang wajib kamu miliki jika ingin belajar di negara-negara Eropa untuk jangka waktu tertentu. Jenisnya tergantung durasi studi:
Visa Schengen (C): untuk studi singkat, kursus, summer school, atau exchange program yang berlangsung kurang dari 90 hari. Proses aplikasinya mirip seperti pengajuan visa turis Schengen, yaitu dengan membuat janji (appointment) di visa center resmi seperti VFS, TLS, atau BLS.
Visa National (D): untuk studi jangka panjang, misalnya kuliah S1, S2, atau S3, yang berlangsung lebih dari 90 hari. Proses aplikasinya dilakukan langsung melalui Kedutaan Besar negara tujuan di Indonesia, bukan lewat visa center seperti VFS atau TLS. Visa ini jadi pintu masuk ke negara tujuan, lalu biasanya diubah menjadi residence permit (kartu izin tinggal) setelah kamu tiba.
Bedanya? Kalau visa Schengen hanya berlaku sebagai izin masuk jangka pendek, visa National D memungkinkan kamu tinggal lama sekaligus memproses izin tinggal resmi di negara tujuan.
Sumber gambar: Freepik
Mengapa Visa Student Eropa Penting?
Punya visa student Eropa yang tepat akan mempermudah hidupmu sebagai pelajar internasional di Eropa. Dengan visa (atau resident card), kamu bisa:
Tinggal secara legal di negara tujuan sesuai durasi studi.
Akses fasilitas pendidikan dan asuransi kesehatan.
Bepergian ke negara-negara Schengen lain dengan durasi maksimal 90 hari per sekali kunjungan, tanpa harus mengajukan visa tambahan.
Membuka peluang kerja paruh waktu di beberapa negara (sesuai regulasi lokal).
Bahkan di banyak negara Eropa, setelah lulus kamu berkesempatan mengajukan izin tinggal baru untuk bekerja full time dan memulai karier profesional di sana.
Baca juga: Mengenal Visa Student Amerika, Perbedaan Visa F1 dan J1
Proses Aplikasi Visa Student Eropa
Setiap negara punya aturan berbeda, tapi secara umum kamu akan diminta menyiapkan dokumen berikut:
Surat penerimaan resmi (Letter of Acceptance) dari universitas/institusi pendidikan.
Paspor yang berlaku minimal 6-12 bulan setelah periode studi berakhir.
Bukti keuangan, seperti rekening bank, beasiswa, atau blocked account (rekening bank khusus yang dibekukan sementara dan digunakan oleh mahasiswa internasional serta pencari kerja untuk membuktikan kemampuan finansial) yang berlaku di Jerman.
Asuransi kesehatan internasional yang sesuai aturan negara tujuan.
Bukti akomodasi sementara atau alamat tempat tinggal.
Pas foto sesuai standar kedutaan.
Beberapa negara mungkin menambahkan dokumen tambahan seperti: surat motivasi, catatan kriminal, sertifikat bahasa (TOEFL/IELTS/DELF), atau hasil tes medis.
Perbedaan Pengurusan Residence Card di Tiap Negara
Setelah sampai di negara tujuan, visa student Eropa umumnya hanya berfungsi sebagai izin masuk. Supaya bisa tinggal legal sepanjang masa studi, kamu harus mengurus residence card atau izin tinggal pelajar. Nah, proses ini berbeda-beda: ada yang bisa kamu urus langsung dari Indonesia sebelum berangkat, ada juga yang baru bisa diselesaikan setelah tiba di negara tujuan.
Menariknya, begitu sudah memegang residence card, mahasiswa internasional biasanya akan menggunakan dokumen ini, bukan lagi visa student Eropa, saat bepergian lintas negara di kawasan Eropa.
Sumber gambar: Freepik
Beberapa Contoh Residence Permit yang Harus Diurus di Negara Tujuan
Jerman: Proses awal dimulai dari pengajuan visa pelajar Jerman di Indonesia. Namun, residence permit baru bisa diajukan setelah tiba di Jerman. Pertama, lakukan registrasi alamat (Anmeldung), lalu ajukan residence permit di Ausländerbehörde (Kantor Imigrasi untuk Orang Asing di Jerman).
Prancis: Visa pelajar Perancis menggunakan skema VLS-TS (Visa Long Séjour valant Titre de Séjour), yaitu visa jangka panjang yang sekaligus berfungsi sebagai izin tinggal (residence permit). Jadi, kamu apply visanya dulu di Kedutaan Perancis di Jakarta sebelum berangkat. Setelah sampai di Prancis, visa itu belum otomatis aktif penuh, kamu wajib validasi online lewat platform OFII (Office Français de l’Immigration et de l’Intégration) dalam waktu maksimal 3 bulan.
Setelah divalidasi, barulah visamu sah menjadi izin tinggal resmi untuk masa studi. Proses ini juga mencakup pembayaran biaya administrasi. Jika masa studi kamu lebih dari satu tahun, maka kamu perlu melanjutkan dengan mengajukan residence permit (titre de séjour) di kantor prefecture setempat agar izin tinggal tetap berlaku sepanjang
periode kuliahmu.Belgia: Proses awal dimulai dari pengajuan visa pelajar Belgia di Indonesia. Namun, residence card pelajar baru bisa diajukan setelah tiba di Belgia. Setibanya di sana, kamu wajib melapor ke kantor commune/gemeente (balai kota setempat) sesuai alamat tinggal. Dari sini, proses pembuatan residence card akan berjalan sehingga status tinggalmu sah selama masa studi.
Baca juga: Visa Student Korea: Panduan Lengkap untuk Mahasiswa Internasional
Beberapa Contoh Residence Permit yang Bisa Diurus dari Indonesia Sebelum Berangkat
Finlandia: Mahasiswa bisa langsung mengurus student residence permit dari Indonesia sebelum berangkat. Dengan begitu, saat tiba di Finlandia, kamu sudah memiliki izin tinggal yang sah untuk masa studi penuh. Agar lebih mudah, kamu bisa ajukan Finland Student Visa & Residence Permit melalui platform SPUN.
Hungaria: Sama halnya dengan Finlandia, mahasiswa yang kuliah di Hungaria dapat mengurus visa sekaligus residence permit langsung dari Indonesia. Jadi, tidak perlu repot mengurus ulang di Hungaria setelah tiba. Hungary Student Visa & Residence Permit juga bisa kamu ajukan dengan mudah menggunakan SPUN.
Dengan memahami perbedaan ini, kamu bisa mempersiapkan diri lebih baik. Kalau residence permit harus diurus di negara tujuan, pastikan bawa semua dokumen penting dari Indonesia. Tapi kalau bisa diurus dari awal, seperti Finlandia dan Hungaria, jauh lebih praktis karena kamu akan tiba dengan status legal penuh sebagai mahasiswa.
Sumber gambar: Freepik
Apakah Bisa Bepergian ke Negara Schengen Lain dengan Visa Student?
Ya, jika kamu sudah punya residence permit dari salah satu negara Schengen, kamu boleh bepergian ke negara Schengen lain selama maksimal 90 hari dalam rentang waktu 6 bulan tanpa perlu visa tambahan. Misalnya:
Mahasiswa di Jerman bisa liburan ke Belanda, Belgia, atau Italia selama libur semester.
Pelajar di Prancis bisa mengunjungi Spanyol, Swiss, atau Austria untuk short trip.
Namun, ada hal penting yang perlu diingat, tidak semua negara di Eropa termasuk dalam wilayah Schengen. Seperti Inggris, Irlandia, hingga beberapa negara Eropa Timur tertentu memiliki aturan visa sendiri. Jadi, kalau kamu ingin berkunjung ke negara Eropa di luar Schengen seperti Inggris atau Irlandia, kamu tetap harus mengajukan visa turis Inggris atau visa turis Irlandia sesuai persyaratan negara tujuan.
Dengan kata lain, residence permit untuk studi di negara dalam wilayah Schengen memang memudahkan mobilitas lintas negara, tapi hanya berlaku di dalam area Schengen. Untuk tujuan di luar Schengen, pastikan kamu cek aturan visanya terlebih dahulu agar perjalananmu tetap lancar.
Sumber gambar: Freepik
Negara-Negara Populer Tujuan Mahasiswa Indonesia di Eropa
Melanjutkan studi ke Eropa membuka banyak pilihan. Beberapa negara yang paling sering dipilih:
Destinasi | Universitas Populer |
---|---|
Jerman | Ludwig Maximilian University of Munich, Technical University of Munich, Heidelberg University |
Prancis | Sorbonne University, Sciences Po, Université PSL (Paris Sciences et Lettres) |
Belgia | KU Leuven, Ghent University, Université Catholique de Louvain (UCLouvain) |
Finlandia | University of Helsinki, Aalto University, Tampere University |
Italia | Sapienza University of Rome, Politecnico di Milano, University of Bologna |
Belanda | University of Amsterdam, Delft University of Technology (TU Delft), Leiden University |
Hungaria | Eötvös Loránd University, University of Szeged, Central European University |
Denmark | University of Copenhagen, Aarhus University, Technical University of Denmark (DTU) |
Polandia | University of Warsaw, Jagiellonian University, Warsaw University of Technology |
Bulgaria | Sofia University “St. Kliment Ohridski”, American University in Bulgaria, University of National and World Economy |
Semua negara ini kini bisa kamu akses melalui layanan Visa Student di SPUN.
Tips Sukses Aplikasi Visa Student Eropa
Pastikan sudah memiliki LOA (Letter of Acceptance) yang telah terkonfirmasi dari kampus negara tujuan.
Untuk beberapa negara, pastikan kamu sudah memiliki dorm/tempat tinggal permanen sejak awal aplikasi (bukan hanya booking hotel sementara).
Apply lebih awal: minimal 2-3 bulan sebelum keberangkatan, karena proses bisa lama.
Gunakan asuransi kesehatan internasional sesuai standar.
Siapkan bukti dana yang jelas dan terverifikasi.
Gunakan layanan platform pengurusan visa SPUN untuk mendapatkan informasi syarat regulasi terbaru serta meminimalisir kesalahan dalam pengumpulan dokumen.
Buat Proses Visa Student Eropa Lebih Mudah dengan SPUN
Mengurus visa student Eropa memang sering terdengar rumit, tapi kalau dipersiapkan dengan benar, semuanya bisa jadi lebih sederhana. Pastikan dokumenmu lengkap, pahami perbedaan antara Visa Schengen C dan Visa National D, serta jangan lupa mengurus residence permit setelah tiba di negara tujuan.
Kalau kamu ingin lebih praktis, kamu bisa memanfaatkan layanan Visa Pelajar dari SPUN. Lewat platform ini, kamu bisa mengajukan aplikasi visa untuk berbagai negara populer tujuan studi di Eropa serta masih banyak berbagai pilihan visa sesuai kebutuhan dan destinasi negara populer lainnya!
Dengan bantuan tim ‘visa expert’ SPUN, proses pengurusan visa student ke Eropa jadi lebih cepat, efisien, dan pastinya aman. Jadi, sekarang saatnya kamu wujudkan mimpi kuliah di luar negeri tanpa ribet dan dengan langkah lebih pasti.